• CSAO memimpin Indeks Adopsi Kripto Global 2024, dengan India, india, dan Vietnam berada di peringkat tiga teratas secara global.

  • Pasar negara berkembang seperti Nigeria, Afrika Sub-Sahara, dan Amerika Latin mengalami peningkatan penggunaan stablecoin dan adopsi DeFi.

  • Aktivitas kripto global mencapai level pasca-2021, didorong oleh altcoin dan pertumbuhan DeFi di wilayah berpenghasilan rendah.

Indeks Adopsi Kripto Global 2024 menunjukkan bahwa Asia Tengah dan Selatan serta Oseania (CSAO) telah muncul sebagai kawasan dengan tingkat adopsi mata uang kripto tertinggi secara global.

Khususnya, kawasan ini telah menunjukkan kehadiran yang kuat dalam keuangan terdesentralisasi (DeFi), peningkatan layanan pedagang, dan tingkat aktivitas yang tinggi di bursa lokal. CSAO merupakan pemain utama di pasar mata uang kripto global, dengan tujuh dari 20 negara teratas dalam indeks tersebut berlokasi di sana.

India Memimpin dalam Aktivitas Kripto

India, yang menunjukkan partisipasi kuat dalam layanan terpusat dan ritel, telah menempati posisi teratas dalam indeks 2024. Dalam hal aktivitas DeFi, negara ini berada di posisi ketiga, yang menunjukkan meningkatnya minat negara tersebut terhadap sistem keuangan terdesentralisasi. Volume transaksi yang tinggi dan meningkatnya adopsi mata uang kripto dalam layanan ritel dan terpusat merupakan pendorong utama dominasi India.

Selain itu, dalam hal peringkat keseluruhan, Indonesia berada di posisi ketiga, dengan hasil yang sangat mengesankan di sektor DeFi. Vietnam juga merupakan pemain utama, mendominasi partisipasi DeFi serta layanan terpusat. Pakistan dan Filipina, dua negara yang berada di peringkat sepuluh besar, semakin berkontribusi terhadap pengaruh CSAO.

Peran Pasar Berkembang

Lebih jauh lagi, meskipun CSAO mendominasi di posisi teratas, negara-negara berkembang lainnya mulai meninggalkan jejak mereka di dunia mata uang kripto. Nigeria, misalnya, telah naik ke posisi nomor dua karena peningkatan penggunaan mata uang kripto dalam transaksi reguler.

Selain itu, penggunaan Stablecoin telah meningkat secara signifikan di negara tersebut sebagai akibat dari banyaknya orang yang menggunakan mata uang kripto sebagai lindung nilai terhadap volatilitas mata uang lokal. Penggunaan mata uang kripto juga meningkat di Amerika Latin dan Afrika Sub-Sahara, terutama untuk DeFi dan stablecoin.

Oleh karena itu, penelitian ini menekankan bahwa meskipun mata uang kripto masih tumbuh di wilayah berpendapatan tinggi seperti Amerika Utara dan Eropa Barat, kemajuan terbesar terjadi di wilayah berpendapatan rendah. Negara-negara ini menggunakan mata uang kripto untuk kebutuhan sehari-hari seperti pembayaran dan pengiriman uang, yang menjadikannya instrumen penting untuk inklusi keuangan.

DeFi dan Altcoin Mendorong Pertumbuhan Global

Khususnya, Eropa Timur, Amerika Latin, dan Afrika Sub-Sahara adalah kawasan tempat DeFi berkembang paling pesat. Lonjakan nilai mata uang kripto global didorong oleh peningkatan aktivitas altcoin ini.

Selain itu, volume aktivitas mata uang kripto di seluruh dunia kini telah meningkat ke level yang belum pernah terlihat sejak pasar bullish tahun 2021. Peningkatan aktivitas ini menunjukkan bahwa semakin banyak wilayah yang berkontribusi terhadap pertumbuhan lanskap mata uang kripto global, yang menjadi semakin beragam.

Di sisi lain, penggunaan Bitcoin oleh institusi telah meningkat di negara-negara berpendapatan tinggi seperti AS. Transaksi dengan Bitcoin telah meningkat sebagai hasil dari peluncuran Bitcoin ETF di AS. Namun, hal ini belum menghasilkan penerimaan mata uang kripto yang lebih luas di wilayah-wilayah ini.

Postingan Asia Tengah dan Selatan Muncul sebagai Pemimpin Global dalam Adopsi Kripto muncul pertama kali di Crypto News Land.