FX168 Financial News Agency (Asia Pasifik) melaporkan bahwa Fred Thiel, CEO Marathon Digital, perusahaan penambangan mata uang kripto AS, mengatakan bahwa penambangan Bitcoin merupakan masalah keamanan nasional. Rusia menambang 54.000 Bitcoin di bawah sanksi AS, dan pemerintahan Presiden Putin menerima pajak sebesar $556 juta. Ia memperingatkan bahwa jika Amerika Serikat tidak memiliki cukup penambangan domestik, maka pemegang Bitcoin dolar AS dapat "dikecualikan" dari transaksi tersebut.
Pada hari Selasa (10 September), di acara HC Wainwright & Co. yang diadakan di Lotte New York Palace Hotel, sekelompok eksekutif mata uang kripto bergabung dalam panel penambangan Bitcoin yang diselenggarakan oleh Anthony Scaramucci untuk membahas masa depan industri mata uang kripto dan Bitcoin.
Thiel menegaskan: "Bitcoin adalah masalah keamanan nasional bagi Amerika Serikat."
Baca selengkapnya: Rusia Sita 238 Mesin dalam Operasi Penindakan terhadap Aktivitas Penambangan Ilegal
Ia menekankan bahwa Rusia telah menjadi penambang bitcoin terbesar kedua di dunia. Ia memperingatkan: "Jika Amerika Serikat tidak memiliki sejumlah besar penambang bitcoin lokal, mereka mungkin akan tersingkir dan perusahaan-perusahaan Amerika mungkin tidak dapat melakukan transaksi bitcoin."
Sumber: AMB Kripto
Ia lebih lanjut menegaskan bahwa "kepemilikan strategis atas ruang blok melibatkan masalah keamanan nasional" karena Rusia mengejar ketertinggalannya dengan cepat.
Sebelumnya, ia menulis bahwa Bitcoin merupakan masalah keamanan nasional dan mengutip laporan terbaru dari media lokal Izvestia. Menurut laporan, Sergey Bezdelov, presiden Asosiasi Pertambangan Industri Rusia, mengatakan bahwa penambang Rusia menambang total 54.000 Bitcoin pada tahun 2023, yang bernilai sekitar $3 miliar.
Laporan itu lebih lanjut mencatat bahwa kegiatan penambangan tersebut mendatangkan pendapatan pajak bagi pemerintah Rusia sekitar 50 miliar rubel, atau sekitar $556 juta.
Selama diskusi panel hari Selasa, Thiel lebih lanjut menegaskan bahwa Amerika Serikat “harus mempertahankan posisi terdepannya, tidak hanya dalam penambangan Bitcoin, tetapi juga dalam hal aset Bitcoin yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan Amerika.”
Peringatan dan seruan mendesak Thiel muncul beberapa hari setelah pemerintah Putin mengumumkan rencana untuk menggunakan mata uang kripto untuk transaksi internasional karena Rusia menghadapi sanksi ekonomi yang semakin besar menyusul konflik Rusia-Ukraina.
Baca selengkapnya: Penambangan kripto Rusia menghasilkan sekitar 54.000 Bitcoin pada tahun 2024 karena listrik yang murah dan lingkungan geografis yang menguntungkan
Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov mengatakan pada pertengahan Agustus bahwa pihak berwenang "mencari cara untuk melegalkan perdagangan mata uang kripto." Para pengamat percaya bahwa ini lebih dari sekadar langkah peniruan, karena semakin banyak negara mulai menerima Bitcoin dan mata uang kripto, seperti El Salvador.
Sebaliknya, Rusia ikut-ikutan tren mata uang kripto untuk mengurangi dampak sanksi, sekaligus memungkinkannya berpartisipasi dalam revolusi global yang bertujuan mengubah sistem keuangan tradisional.
Rusia bukan satu-satunya negara yang bergulat dengan tantangan sanksi, yang telah mulai memengaruhi ekonomi lokal. Pada bulan Mei, seorang pejabat Iran mengungkapkan bahwa Iran dan Rusia sedang menjajaki kemungkinan penggunaan mata uang digital bank sentral (CBDC) dan aset keuangan digital (DFA) dalam transaksi lintas batas.
Seperti Rusia, Iran juga menghadapi serangkaian sanksi dari seluruh dunia. Iran memiliki mata uang kripto rialnya sendiri, sementara Rusia memiliki mata uang rubel digital. Apakah rencana negara yang dikenai sanksi tersebut akan berhasil masih harus dilihat.
Sementara itu, Amerika Serikat tetap menjadi pemimpin dalam penambangan Bitcoin. Di sisi lain, negara-negara seperti Afrika juga menjadi tempat berkumpulnya para penambang karena peraturan yang kurang ketat dan biaya listrik yang lebih rendah.