10 negara teratas untuk penambangan Bitcoin, dipelopori oleh AS, Kazakhstan, dan Tiongkok, serta distribusi energi terbarukannya. Khususnya, hanya Tiongkok, Kanada, Jerman, dan Irlandia yang melampaui rata-rata global dalam hal 30% energi terbarukan dalam bauran listrik mereka.

Penambang Bitcoin diperkirakan mengonsumsi listrik sebesar 348 terawatt jam setiap tahunnya. Ketika dunia beralih ke sumber energi terbarukan, muncul pertanyaan: dari mana Bitcoin mendapatkan sumber listriknya?

Untuk menjawab pertanyaan ini, kami berkolaborasi dengan HIVE Digital untuk memvisualisasikan data dari Cambridge Center for Alternative Finance dan Ember, sebuah lembaga pemikir energi yang berfokus pada iklim, untuk meneliti profil listrik jaringan Bitcoin.

Bagian ini berfungsi sebagai segmen awal dalam artikel "Seberapa Ramah Lingkungan Bitcoin?" seri, menyelidiki keberlanjutan cryptocurrency ini.

Pandangan Dunia Bitcoin

10 negara teratas dalam penambangan Bitcoin memiliki 93,8% dari seluruh kekuatan komputasi jaringan, yang diukur dengan hashrate. Amerika Serikat, Tiongkok, dan Kazakhstan berada di peringkat tiga teratas, secara kolektif menampung hampir tiga perempat jaringan pada akhir tahun 2021.

Hashrate Negara (%) Terbarukan (%)

  1. Amerika Serikat 37,8% 22,5%

  2. Tiongkok 21,1% 30,2%

  3. Kazakstan 13,2% 11,3%

  4. Kanada 6,5% 69,7%

  5. Rusia 4,7% 18,5%

  6. Jerman 3,1% 43,0%

  7. Malaysia 2,5% 19,1%

  8. Irlandia 2,0% 38,6%

  9. Singapura 2,0% 2,4%

  10. Thailand 1,0% 15,5%

  11. Negara Lainnya 6,3% 30,1%

Sumber: Hashrate (%): Cambridge Center for Alternative Finance per Desember 2021; Terbarukan (%): Bara pada tahun 2022.

Tiongkok sebelumnya memegang posisi utama dalam penambangan Bitcoin, menyumbang hingga 75% dari kapasitas global. Namun, tindakan keras pemerintah pada musim panas tahun 2021 dengan cepat mengurangi porsinya menjadi nol dalam beberapa bulan. Banyak penambang pindah ke negara tetangga Kazakhstan, karena tertarik dengan listrik yang ekonomis, peraturan yang lunak, dan lingkungan politik yang relatif stabil, sementara yang lain bermigrasi ke Amerika Serikat. Di Tiongkok, aktivitas penambangan rahasia yang signifikan juga muncul kembali setelah gejolak awal.

Tingkat terbawah dari 10 teratas mencakup Irlandia, Singapura, dan Thailand, yang secara kolektif menampung 4,9% jaringan. Jumlah yang dilaporkan di Irlandia, serupa dengan Jerman di peringkat keenam, diyakini merupakan pernyataan yang berlebihan, dan kemungkinan besar berasal dari penambang di negara lain yang menyembunyikan lokasi sebenarnya.

Pentingnya Energi Terbarukan

Pada skala nasional, Amerika Serikat, Tiongkok, dan Kazakhstan melaporkan pangsa energi terbarukan masing-masing sebesar 22,5%, 30,2%, dan 11,3%. Sebagai konteksnya, energi terbarukan mencakup 30% pembangkit listrik global pada tahun 2022 (tidak termasuk tenaga nuklir).

Rendahnya pangsa energi terbarukan Kazakhstan disebabkan oleh ketergantungannya yang besar terhadap batu bara (60%), yang merupakan ekspor signifikan bagi negara di Asia Tengah ini. Sebaliknya, meskipun batu bara juga menyumbang sebagian besar produksi listrik Tiongkok (61%), pangsa energi terbarukan mereka secara keseluruhan lebih tinggi, hal ini disebabkan oleh pesatnya perluasan pembangkit listrik tenaga angin dan surya.