#MarketDownturn
Berikut ini beberapa uraian terperinci tentang topik yang terkait dengan risiko dalam mata uang kripto #MarketDownturn
1. Kurangnya Regulasi
Pasar mata uang kripto masih relatif baru, dan banyak negara belum menetapkan regulasi yang jelas seputar penggunaan, perdagangan, dan perpajakannya. Kekosongan regulasi ini menimbulkan beberapa risiko:
Pasar yang Tidak Diatur: Tanpa pengawasan yang tepat, bursa dan proyek kripto dapat beroperasi dengan sedikit akuntabilitas, sehingga memudahkan terjadinya aktivitas penipuan. Penipuan, skema Ponzi, dan penipuan keluar merupakan hal yang umum terjadi di pasar yang tidak diatur.
Manipulasi Pasar: Karena kurangnya pengawasan pemerintah, "paus" (pemegang aset kripto dalam jumlah besar) dan pelaku kejahatan dapat memanipulasi pasar, menaikkan atau menurunkan harga secara artifisial agar sesuai dengan kepentingan mereka.
Kurangnya Perlindungan Konsumen: Di pasar keuangan tradisional, badan regulasi seperti SEC (di AS) melindungi konsumen dengan menegakkan hukum terhadap penipuan dan manipulasi pasar. Namun, di dunia kripto, investor sering kali tidak terlindungi, dengan jalan hukum yang terbatas jika terjadi penipuan atau kerugian.
2. Peretasan dan Masalah Keamanan
Mata uang kripto, meskipun diamankan oleh teknologi blockchain, tidak kebal terhadap peretasan. Beberapa kasus yang menjadi sorotan telah menyoroti kerentanan dalam sistem tersebut:
Peretasan Bursa: Bursa kripto sering kali menyimpan sejumlah besar mata uang kripto atas nama penggunanya. Jika bursa ini memiliki langkah-langkah keamanan yang lemah, bursa tersebut dapat diretas, yang menyebabkan hilangnya aset hingga jutaan dolar. Salah satu kasus yang paling terkenal adalah peretasan Mt. Gox tahun 2014, di mana sekitar 850.000 Bitcoin dicuri.
Kerentanan Dompet: Bahkan dompet pribadi pun dapat rentan. Jika kunci pribadi pengguna terekspos atau disusupi, peretas dapat mengakses dana mereka. Tidak seperti perbankan tradisional, setelah mata uang kripto dicuri, hampir mustahil untuk memulihkannya.