Tether dan bursa kripto Reku meluncurkan roadshow edukasi kripto nasional di Indonesia, yang bertujuan untuk meningkatkan literasi aset digital di kota-kota besar.

Penerbit stablecoin Tether bekerja sama dengan bursa kripto Indonesia Reku untuk meluncurkan inisiatif pendidikan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan literasi kripto di seluruh negeri.

Kolaborasi bersama ini akan menampilkan roadshow yang berlangsung dari September hingga Maret 2025, meliputi 10 kota utama, antara lain Bali, Medan, Yogyakarta, dan Jakarta, menurut siaran pers tanggal 4 September.

Melalui inisiatif ini, Tether, stablecoin terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, ingin meningkatkan pemahaman publik tentang teknologi blockchain dan kripto dengan meningkatkan “kesadaran akan manfaat blockchain, aset kripto, dan teknologi peer-to-peer.”

Tether incar pasar kripto Indonesia yang sedang booming

Roadshow ini hadir saat Indonesia bangkit sebagai pemain penting di pasar kripto global. Negara ini menduduki peringkat ketujuh dalam adopsi kripto global pada tahun 2023, menurut data Chainalysis. Negara ini mengalami peningkatan signifikan dalam transaksi kripto, mencapai 211 triliun Rupiah Indonesia (sekitar $13 miliar) pada bulan Mei sementara investor kripto terdaftar berjumlah lebih dari 20 juta, menurut laporan lokal.

Co-CEO Reku, Jesse Choi, berkomentar bahwa kedua pihak bertujuan untuk “menjangkau dan mendidik ribuan peserta melalui rangkaian literasi dengan Tether selama roadshow edukasi di 10 kota besar.”

Menjadikan pendidikan kripto mudah diakses

Roadshow ini merupakan bagian dari strategi Tether yang lebih luas untuk memajukan adopsi keuangan digital di pasar berkembang melalui departemen Tether EDU yang baru didirikan, yang berfokus pada pendidikan kripto. Pada awal Agustus, Tether bermitra dengan Africa Blockchain Institute, lembaga pemikir blockchain yang berbasis di Rwanda, untuk memperluas inisiatif pendidikannya ke Pantai Gading.

Kemitraan ini bertujuan untuk menghadirkan pendidikan blockchain kepada siswa melalui lokakarya di lima universitas di negara Afrika Barat, termasuk Université Félix Houphouët-Boigny, Institut National Polytechnique Félix Houphouët-Boigny, dan Pigier Business School.

Baca selengkapnya: Tether akan menggandakan jumlah tenaga kerja pada pertengahan 2025