OpenAI, yang dipimpin oleh CEO Sam Altman, tengah mengintensifkan upayanya untuk mengembangkan infrastruktur yang diperlukan guna mendukung perluasan kecerdasan buatan yang pesat. Perusahaan tersebut telah menggambarkan rencana ekspansi besar-besaran di beberapa negara bagian AS, yang diperkirakan akan menelan investasi puluhan miliar dolar.

Menurut laporan Bloomberg, beberapa proyek yang direncanakan adalah pengembangan pusat data, peningkatan kapasitas energi, dan peningkatan produksi semikonduktor.

Kemitraan global mendorong strategi pertumbuhan OpenAI

Model OpenAI melibatkan investor dari seluruh dunia, termasuk Kanada, Korea Selatan, Jepang, dan Uni Emirat Arab. Microsoft, investor terbesar di OpenAI, diharapkan memainkan peran utama dalam proyek infrastruktur ini.

Dalam beberapa minggu terakhir, manajemen OpenAI telah bertemu dengan calon investor dari berbagai negara untuk mencari modal yang dibutuhkan. Chief Strategy Officer, Jason Kwon, telah aktif di Jepang dan Korea Selatan, sementara Vice President of Global Policy Chris Lehane telah menargetkan investor di Kanada. Altman juga telah mengadakan pertemuan dengan investor di UEA mengenai cakupan global dari rencana infrastruktur tersebut.

Namun, sifat lintas batas dari investasi ini telah menimbulkan kekhawatiran atas keamanan nasional Amerika Serikat. Hal ini telah menimbulkan kekhawatiran dari Komite Investasi Asing di Amerika Serikat (CFIUS), khususnya dengan investor Timur Tengah. Komite ini menjadi lebih peka terhadap peran dana kekayaan negara Timur Tengah dan hubungan mereka dengan Tiongkok.

OpenAI menanggapi kekhawatiran pemerintah AS tentang keamanan

Menanggapi masalah ini, OpenAI telah mengadakan pembicaraan dengan Dewan Keamanan Nasional AS, yang menyatakan bahwa investasi yang diusulkan akan memperkuat posisi geopolitik Amerika. Pembicaraan ini dilakukan setelah Institut Keamanan Kecerdasan Buatan AS baru-baru ini mengumumkan kemitraan dengan OpenAI. Menurut nota kesepahaman yang ditandatangani dengan OpenAI, badan pemerintah tersebut akan menyelidiki, membandingkan, dan menilai model AI yang disediakan oleh kedua perusahaan.

Hal ini juga sejalan dengan upaya pemerintahan Biden untuk memperkuat kemampuan teknologi dan produksi semikonduktor AS. Chips and Science Act, yang menyediakan hibah senilai $39 miliar untuk manufaktur semikonduktor, juga mendukung tujuan OpenAI untuk mengembangkan infrastruktur penting. Dalam kolomnya di Washington Post baru-baru ini, Altman menyoroti perlunya infrastruktur Amerika untuk mempertahankan keunggulan kompetitif atas pemerintahan otoriter.

Seperti yang dilaporkan sebelumnya oleh Cryptopolitan, OpenAI telah membuat kesepakatan besar untuk mengakuisisi kapasitas chip A16 tingkat Angstrom milik TSMC di masa mendatang. Hal ini akan memungkinkan OpenAI untuk terintegrasi dengan inovasi teknologi modern dalam industri semikonduktor untuk perangkat keras AI.