Menurut BlockBeats, pada tanggal 2 September, Korea Selatan mengumumkan penyelidikan terhadap Telegram atas dugaan kelalaian terkait konten deepfake. Penyelidikan ini menyusul laporan dari Kantor Berita Yonhap, yang menyoroti kekhawatiran atas penanganan media yang dimanipulasi oleh platform tersebut. Pihak berwenang bertujuan untuk mengatasi potensi penyalahgunaan teknologi deepfake dan dampaknya terhadap privasi dan keamanan. Penyelidikan ini akan memeriksa kebijakan dan tindakan Telegram untuk mencegah penyebaran konten tersebut. Langkah ini menggarisbawahi komitmen Korea Selatan untuk memerangi misinformasi digital dan melindungi warganya dari aktivitas daring yang berbahaya.