Seorang pedagang kripto yang cerdas baru-baru ini menunjukkan keberhasilan luar biasa melalui serangkaian perdagangan tepat waktu di pasar koin meme.

Setelah logo Ton Blockchain diubah menjadi logo REDO pada X, harga koin meme REDO mengalami lonjakan yang signifikan, meningkat sekitar 200%. Memanfaatkan peluang ini, pedagang menjual 881.000 token REDO, menghasilkan laba sebesar 107.275 TON, setara dengan 12 kali lipat investasi awal mereka.

Keberhasilan pedagang tidak berhenti di situ, karena mereka juga mengamankan keuntungan sebesar 5.207 TON dari TINU, yang menghasilkan laba 35 kali lipat, dan 3.118 TON dari PLANE, yang merupakan laba 62 kali lipat.

Perdagangan ini merupakan bagian dari strategi yang lebih luas yang melibatkan perdagangan 11 koin meme yang berbeda. Total investasi mencapai 13.207 TON, menghasilkan laba kumulatif sebesar 128.593 TON dan total laba sebesar 115.387 TON, yang mencerminkan laba atas investasi (ROI) sebesar 874%.

Meskipun pedagang tersebut berhasil, perlu dicatat bahwa tingkat kemenangannya berada di angka 54,5%, yang menunjukkan bahwa tidak semua perdagangan menguntungkan.

Analisis Kinerja Token

REDO muncul sebagai pelaku pasar yang menonjol, memberikan kontribusi terbesar terhadap laba pedagang. Dengan investasi sebesar 8.801 TON, REDO menghasilkan 116.076 TON, menghasilkan ROI yang mengesankan sebesar 1219%.

Demikian pula, TINU dan PLANE memberikan laba yang signifikan, dengan ROI masing-masing sebesar 3471% dan 6237%. Token lain, seperti TONK dan NOTNOT, juga memberikan laba positif, meskipun dengan persentase yang lebih rendah.

Namun, strategi trader tersebut bukannya tanpa tantangan. Token seperti DOODIE, Spotty, REGI, sTONks, dan BUFFY berkinerja buruk, yang menyebabkan kerugian. DOODIE dan Spotty, misalnya, keduanya mencatat ROI negatif sebesar -39%, sementara sTONks dan BUFFY mengalami penurunan yang lebih tajam, dengan kerugian masing-masing sebesar -64% dan -83%.

Penahanan CEO Telegram Picu Kemarahan

Dalam berita terkait, komunitas kripto telah mendukung CEO dan salah satu pendiri Telegram, Pavel Durov, menyusul penahanannya baru-baru ini oleh otoritas Prancis. Telegram menyatakan penolakan keras, menyebut penangkapan itu tidak dapat dibenarkan, terutama mengingat kepatuhan platform tersebut terhadap pedoman peraturan Eropa.

Penangkapan itu terjadi di bandara Le Bourget, dengan otoritas Prancis mengutip berbagai tuduhan, termasuk penipuan dan memfasilitasi terorisme. Meskipun tuduhan tersebut serius, Telegram menegaskan bahwa Durov telah bersikap transparan dalam aktivitasnya di seluruh Eropa dan berupaya mencari penyelesaian cepat atas situasi tersebut.