CEO Tether Paolo Ardoino Kecam Penangkapan Pendiri Telegram Pavel Durov
26 Agustus 2024 – Paolo Ardoino, CEO Tether, penerbit stablecoin populer USDT, telah menyatakan keprihatinan mendalam atas penangkapan Pavel Durov, pendiri platform pengiriman pesan Telegram, baru-baru ini. Durov dilaporkan ditahan oleh otoritas Prancis di sebuah bandara di Paris, sebuah tindakan yang telah memicu kemarahan dan seruan agar ia segera dibebaskan dari berbagai pihak, termasuk tokoh-tokoh terkemuka di industri mata uang kripto.
Dalam sebuah unggahan di media sosial, Ardoino menyoroti betapa seriusnya situasi ini, dengan menyatakan bahwa penangkapan Durov karena "memungkinkan komunikasi bebas berbicara melalui Telegram" sangat meresahkan. Ia memperingatkan bahwa jika masyarakat tidak berhasil mempertahankan kebebasan berbicara dan berkomunikasi, masa depan dapat berubah menjadi "zaman kegelapan." Ardoino menekankan pentingnya melindungi hak-hak dasar ini, dengan menyatakan bahwa tanpa hak-hak tersebut, isu-isu sosial lainnya akan menjadi tidak relevan (CoinJournal,BBX,Coinlive).
Latar Belakang Penangkapan
Penangkapan Pavel Durov terjadi di tengah pengawasan yang terus dilakukan pemerintah di seluruh dunia terhadap platform pengiriman pesan, yang sering kali dalam konteks mengatur komunikasi digital untuk mencegah penyalahgunaan. Namun, Durov dan para pendukungnya berpendapat bahwa Telegram telah menjadi alat penting bagi kebebasan berbicara, terutama di negara-negara yang komunikasinya sangat disensor.
Telegram telah mengeluarkan pernyataan yang membantah adanya kesalahan dan menegaskan kepatuhannya terhadap peraturan Uni Eropa, termasuk Undang-Undang Layanan Digital. Platform tersebut menggambarkan penangkapan tersebut sebagai "tidak masuk akal", dan menekankan bahwa tanggung jawab atas penyalahgunaan tidak boleh dibebankan kepada platform atau pemiliknya (CoinJournal).
Respon Industri
Berita penangkapan Durov telah memancing respons keras dari komunitas mata uang kripto. Justin Sun, pendiri TRON, telah menjanjikan dukungan finansial untuk kampanye pembebasan Durov, dengan janji akan menyumbangkan $1 juta untuk organisasi otonom terdesentralisasi (DAO) yang didedikasikan untuk tujuan tersebut jika organisasi tersebut memperoleh dukungan yang cukup dari komunitas(CoinJournal).
Peristiwa ini juga menyebabkan penurunan tajam harga Toncoin (TON), mata uang kripto yang terkait dengan Telegram, yang turun lebih dari 16% menyusul berita penangkapan Durov.
Implikasi bagi Kebebasan Berbicara
Penangkapan tersebut menimbulkan kekhawatiran besar tentang masa depan komunikasi digital dan hak individu untuk mengekspresikan diri secara bebas. Komentar Ardoino mencerminkan kecemasan yang lebih luas dalam komunitas teknologi dan kripto tentang peningkatan kendali pemerintah atas internet dan platform digital. Situasi yang sedang berlangsung kemungkinan akan terus menarik perhatian global, terutama dari para pendukung hak digital dan kebebasan berbicara.