Komunitas kripto bereaksi keras ketika tersiar berita bahwa pihak berwenang Prancis menangkap Pavel Durov, pendiri Telegram, di Bandara Le Bourget, Paris. Durov, yang tiba dari Teheran dengan jet pribadinya, menghadapi tuduhan terkait dugaan peran Telegram dalam memfasilitasi kegiatan kriminal karena moderasi yang tidak memadai. Penangkapan ini berdampak signifikan pada pasar, khususnya pada TON, mata uang kripto terkait Telegram.
Penangkapan Durov dan Tuduhan-tuduhan
Penangkapan Pavel Durov yang tak terduga telah menggemparkan dunia teknologi. Pihak berwenang Prancis menahannya atas tuduhan terorisme, perdagangan narkoba, penipuan, dan banyak lagi. Isu utamanya berkisar pada enkripsi Telegram dan dugaan kurangnya moderasi, yang menurut penegak hukum telah memungkinkan berbagai kegiatan kriminal berkembang di platform tersebut. Masalah hukum Durov di Prancis dapat memiliki implikasi yang luas, baik untuk dirinya sendiri maupun masa depan Telegram.
Koin TON Anjlok Setelah Penangkapan
Segera setelah penangkapan Durov, nilai TON anjlok tajam. Mata uang kripto tersebut anjlok hingga 18% sebelum sedikit stabil, yang mencerminkan kecemasan pasar atas situasi tersebut. Penurunan ini menggarisbawahi hubungan erat antara nasib Telegram dan kinerja pasar TON. Ketidakpastian seputar masa depan hukum Durov telah membuat investor gelisah, yang menyebabkan penurunan signifikan dalam kepercayaan dan, akibatnya, dalam harga TON.
Saat ini, TON diperdagangkan tepat di atas $5,40, mencerminkan penurunan 14% dalam beberapa jam terakhir.
Implikasi yang Lebih Luas bagi Telegram dan Penggunanya
Penangkapan Durov tidak hanya memengaruhi harga TON; hal itu juga menimbulkan kekhawatiran serius tentang masa depan Telegram itu sendiri. Platform tersebut, yang dikenal karena fitur privasinya yang kuat, telah lama diawasi karena perannya dalam memfasilitasi komunikasi yang aman dan tanpa pengawasan. Tindakan hukum ini dapat menyebabkan peraturan yang lebih ketat dan bahkan mungkin memaksa Telegram untuk mengorbankan nilai-nilai inti privasi dan kebebasan berbicara. Komunitas kripto mengamati perkembangan ini dengan saksama, karena setiap perubahan besar pada Telegram dapat memiliki efek berantai di seluruh ekosistem.
Apa yang akan terjadi selanjutnya pada Durov, Telegram, dan TON?
Saat Durov menghadapi tuduhan serius di Prancis, masa depan Telegram dan TON tidak pasti. Ia ditangkap pada pukul 8 malam saat bepergian dari Azerbaijan, meskipun kekayaannya diperkirakan mencapai $15,5 miliar. Advokasinya untuk Telegram sebagai platform netral, bebas dari tekanan geopolitik, telah menarik perhatian di Eropa.
Pejabat Rusia mengkritik tindakan Prancis, menyamakannya dengan upaya masa lalu untuk mengendalikan Telegram. Tokoh masyarakat seperti Elon Musk dan Robert F. Kennedy Jr. telah menyuarakan kekhawatiran tentang kebebasan berbicara, sementara para blogger Rusia menyerukan protes di kedutaan besar Prancis.
Beberapa minggu ke depan akan sangat penting dalam menentukan bagaimana peristiwa ini terungkap dan apakah TON dapat pulih.