Coinspeaker Tether Akan Meluncurkan Stablecoin Baru yang Dipatok pada Dirham UEA (AED)
Tether, penerbit stablecoin global terkemuka, berencana untuk meluncurkan stablecoin baru yang dipatok 1:1 terhadap nilai Dirham Uni Emirat Arab (AED). Menurut pengumuman hari Rabu, produk yang akan datang tersebut akan sepenuhnya didukung oleh cadangan likuid berbasis di UEA, sesuai dengan standar perusahaan untuk "memastikan stabilitas dan kepercayaan terhadap nilainya."
Stablecoin baru ini saat ini masih dalam tahap pengembangan awal. Tether telah bermitra dengan Phoenix Group PLC, konglomerat teknologi terkemuka di kawasan Arab, dan Green Acorn Investments Ltd untuk memasarkan stablecoin ini.
Dampak Transformatif
Bersama-sama, ketiga perusahaan tersebut bekerja untuk memastikan bahwa stablecoin yang dipatok pada Dirham, yang berfungsi sebagai representasi digital mata uang fiat, mempertahankan stabilitasnya dan selalu setara dengan aset cadangan.
Seyedmohammad Alizadehfard, salah satu pendiri Phoenix Group, yakin aset digital akan memiliki dampak transformatif pada pasar kripto UEA.
“Kami sangat gembira dapat bekerja sama dengan Tether untuk menghadirkan stablecoin yang dipatok dengan Dirham UEA ke pasar dan yakin akan potensinya untuk mengubah ekonomi digital bagi pengguna di seluruh wilayah dan sekitarnya,” katanya.
Setelah diluncurkan, produk baru ini akan bergabung dengan stablecoin Tether lainnya, termasuk yang dipatok pada dolar AS (USDT), euro Eropa (EURT), peso Meksiko (MXNT), yuan Tiongkok (CNHT), dan Tether Gold (XAUt), yang melacak nilai emas fisik.
Tether mengklaim bahwa aset digital baru tersebut, dengan tetap mempertahankan patokan 1:1 terhadap Dirham, akan memberikan manfaat teknologi blockchain kepada pengguna. Dengan memindahkan transaksi ke blockchain, stablecoin tersebut bertujuan untuk mengurangi biaya transaksi dan meningkatkan kecepatan serta transparansi pembayaran.
Pengubah Permainan bagi Pengguna UEA
CEO Tether Paolo Ardoino mengatakan stablecoin yang dipatok dengan Dirham akan melayani bisnis dan individu yang mencari cara yang lebih andal dan hemat biaya untuk mengelola transaksi keuangan, terutama untuk pembayaran lintas batas, perdagangan, dan diversifikasi aset.
Pengenalan aset digital juga diharapkan dapat memperlancar perdagangan internasional dan pengiriman uang sekaligus menawarkan lindung nilai terhadap fluktuasi mata uang — dua tantangan signifikan bagi perusahaan dan investor yang beroperasi di pasar UEA.
Stablecoin yang dipatok pada Dirham akan diatur berdasarkan Peraturan Layanan Token Pembayaran yang baru diumumkan oleh Bank Sentral.
Ardoino menekankan bahwa peluncuran stablecoin di UEA akan menjadi tambahan yang signifikan bagi pelanggan di wilayah tersebut.
“Uni Emirat Arab tengah menjadi pusat ekonomi global, dan kami yakin token yang dipatok dengan Dirham akan menjadi tambahan yang berharga dan serbaguna bagi para pengguna kami,” kata Ardoino.
Meningkatnya Penggunaan Kripto di UEA
Peluncuran stablecoin yang didukung AED ini direncanakan pada saat penggunaan kripto di UEA mengalami pertumbuhan eksponensial, yang sebagian besar didorong oleh pembentukan Otoritas Pengatur Aset Virtual (VARA), regulator kripto independen pertama di dunia.
Sebagai hasil dari lingkungan regulasi yang menguntungkan, kota-kota seperti Dubai dan Abu Dhabi telah menjadi tujuan utama bagi perusahaan kripto yang ingin berekspansi ke wilayah tersebut.
Dengan pasar stablecoin global yang saat ini bernilai $150 miliar, USDT sendiri memiliki kapitalisasi pasar lebih dari $115 miliar, analis industri memproyeksikan pasar akan tumbuh hingga $2,8 triliun pada tahun 2028. Hal ini semakin memposisikan UEA sebagai pemain kunci di masa depan keuangan digital.
Berikutnya
Tether akan Luncurkan Stablecoin Baru yang Dipatok dengan Dirham UEA (AED)