Sejak awal, Bitcoin telah mengalami berbagai insiden yang bertujuan menyerang atau mengubah jaringan. Namun, semuanya gagal, berkat sifat kuat dari jaringan cryptocurrency.

Salah satu insiden besar yang menunjukkan ketahanan ini terjadi pada bulan Agustus 2010 ketika Bitcoin menghadapi tantangan terberatnya – kerentanan yang dikenal sebagai “Insiden Meluapnya Nilai.” Cacat ini memungkinkan peretas mengeksploitasi kode Bitcoin, menghasilkan 184,467 miliar Bitcoin.

Masalah ini bermula dari kegagalan memverifikasi transaksi dengan benar sebelum mencatatnya di blockchain. Intinya, bug ini memungkinkan pengguna membuat Bitcoin dalam jumlah tak terbatas, jauh melebihi batas 21 juta.

Untungnya, Satoshi Nakamoto, pencipta Bitcoin yang tidak disebutkan namanya, melihat kelemahan ini dan bertindak cepat. Dalam waktu tiga jam, Nakamoto dan Gavin Andresen, pengembang awal Bitcoin, mengembangkan solusinya. Dalam waktu 5 jam, blockchain tersebut di-fork, menghapuskan transaksi bermasalah, beserta semua transaksi lainnya yang terjadi selama periode tersebut.

Pada titik ini, ada dua versi blockchain: rantai yang diperbaiki dan ditingkatkan, serta blockchain yang ‘buruk’, yang masih diganggu oleh bug. Namun, Nakamoto mengumpulkan para penambang untuk mendukung rantai baru tersebut. Sekitar 19 jam kemudian, Nakamoto mengkonfirmasi dominasi rantai baru tersebut di forum Bitcointalk, menghapus insiden bencana tersebut dari catatan Bitcoin. Jika kelemahan ini terus berlanjut, para ahli berpendapat hal ini dapat membahayakan keberadaan Bitcoin.

Meskipun demikian, kejadian ini bukanlah satu-satunya ilustrasi kekuatan Bitcoin yang tak tergoyahkan. Kejadian yang lebih baru dan sama pentingnya terjadi ketika blok Bitcoin yang tidak valid ditambang, sehingga tidak terdeteksi oleh komunitas luas.

Dalam kasus ini, Marathon Digital, penambang Bitcoin yang diperdagangkan secara publik, menambang blok yang tidak valid karena bug tak terduga yang berasal dari salah satu eksperimen mereka. Khususnya, meskipun Marathon melakukan semua pekerjaan komputasi yang diperlukan untuk menambang blok tersebut, hal itu ditolak oleh node Bitcoin karena melanggar aturan konsensus.

Marathon mengakui kesalahan tersebut dan menekankan bahwa ini bukanlah upaya untuk mengubah inti Bitcoin, melainkan kesalahan dalam lingkungan pengembangan internalnya.

“Insiden ini, meski tidak disengaja, menggarisbawahi keamanan yang kuat dari jaringan Bitcoin, yang menolak dan memperbaiki anomali tersebut,” tweet perusahaan itu minggu lalu.

Meskipun demikian, meskipun Bitcoin diperkirakan akan terus menghadapi tantangan seperti itu, insiden ini berfungsi sebagai pengingat yang kuat akan ketahanan Bitcoin, kemampuannya untuk beradaptasi dan berkembang, serta pentingnya konsensus dalam jaringan.