• Pengadilan Dubai secara resmi menyetujui pembayaran mata uang kripto untuk gaji, memperkuat pendiriannya terhadap mata uang digital.

  • Putusan tersebut menandai pergeseran dari persyaratan hukum sebelumnya, yang mencerminkan meningkatnya penerimaan kripto dalam perjanjian upah.

  • Irina Heaver menyoroti keselarasan keputusan tersebut dengan hukum UEA, yang berpotensi mendorong penggunaan mata uang kripto yang lebih luas dalam transaksi keuangan.

Dalam putusan terbaru, Pengadilan Tingkat Pertama Dubai telah resmi memverifikasi pembayaran mata uang kripto sebagai bentuk kompensasi gaji yang sah berdasarkan kontrak kerja. Putusan ini sejalan dengan dukungan Dubai terhadap mata uang digital dan menyoroti posisinya sebagai pemimpin pasar kripto global yang adil.

Ringkasan Putusan Pengadilan

Putusan tersebut, yang dirinci dalam perkara nomor 1739 tahun 2024, menandai perubahan signifikan dari posisi pengadilan sebelumnya. Mario Nawfal, akun di balik Crypto dan Web3 pada platform X, mengonfirmasi pengumuman tersebut.

https://twitter.com/RoundtableSpace/status/1824403815279538396

Tahun lalu, kasus serupa yang melibatkan pembayaran mata uang kripto dibatalkan karena kurangnya metode yang mudah untuk menilai mata uang digital. Keputusan pengadilan sebelumnya mencerminkan persyaratan hukum tradisional untuk metode penilaian yang tepat saat menangani bentuk pembayaran yang tidak konvensional.

Kasus terkini melibatkan seorang karyawan yang kontraknya mencakup gaji bulanan dalam mata uang fiat dan 5.250 token EcoWatt. Sengketa muncul ketika pemberi kerja gagal memberikan bagian token dari gaji selama enam bulan. Meskipun pengadilan mengakui adanya token EcoWatt dalam kontrak pada tahun 2023, pengadilan tidak memberlakukan pembayaran dalam bentuk kripto karena masalah valuasi.

Putusan Pengadilan dan Implikasinya

Pada tahun 2024, pengadilan memutuskan mendukung karyawan tersebut, dengan mewajibkan pembayaran gaji mata uang kripto sebagaimana ditentukan dalam kontrak tanpa konversi ke mata uang fiat. Keputusan ini mencerminkan penerimaan mata uang kripto yang terus berkembang dalam kontrak kerja dan menunjukkan adaptasi pengadilan terhadap teknologi keuangan baru yang didorong oleh sektor Web3. Irina Heaver, mitra di NeosLegal, menunjukkan bahwa putusan tersebut sejalan dengan Hukum Transaksi Sipil UEA dan Undang-Undang Federal No. 33 tahun 2021. Konsistensi dalam menerapkan prinsip-prinsip hukum ini memastikan bahwa mata uang digital sekarang dapat diintegrasikan ke dalam perjanjian upah secara efektif. Heaver mengantisipasi bahwa putusan ini akan mendorong penggunaan mata uang kripto yang lebih luas dalam transaksi keuangan, yang mendorong lingkungan bisnis yang lebih inklusif.

Postingan Pengadilan Dubai Merangkul Gaji Kripto: Validasi Hukum untuk Pembayaran Digital muncul pertama kali di Crypto News Land.