Menurut BlockBeats, pada tanggal 24 Desember, Forbes merilis tujuh prediksi utama untuk industri mata uang kripto pada tahun 2025. Prakiraan ini mencakup perkembangan signifikan di berbagai aspek sektor kripto.
Pertama, diantisipasi bahwa negara besar dari negara G7 atau BRICS akan membuat dan mengumumkan cadangan Bitcoin yang strategis. Langkah ini dapat menandakan perubahan dalam cara ekonomi nasional memandang dan mengintegrasikan mata uang kripto ke dalam sistem keuangan mereka.
Kedua, stablecoin diperkirakan akan terus tumbuh, berpotensi berlipat ganda hingga melampaui $400 miliar. Pertumbuhan ini menggarisbawahi meningkatnya ketergantungan pada stablecoin untuk transaksi dan sebagai penyimpan nilai dalam ekosistem kripto.
Tren utama lainnya yang diprediksi adalah munculnya Bitcoin DeFi, yang didukung oleh solusi Layer 2, yang diharapkan menjadi area pertumbuhan utama. Perkembangan ini dapat meningkatkan skalabilitas dan fungsionalitas Bitcoin dalam aplikasi keuangan terdesentralisasi.
Selain itu, penyebaran ETF Bitcoin diperkirakan akan terus berlanjut, dengan munculnya ETF baru yang berfokus pada mata uang kripto. Tren ini mencerminkan meningkatnya minat dan penerimaan aset kripto di pasar keuangan tradisional.
Forbes juga memperkirakan bahwa salah satu dari "Seven Sisters" pasar saham AS akan menambahkan Bitcoin ke neracanya, melampaui kepemilikan Tesla saat ini. Langkah ini dapat semakin melegitimasi Bitcoin sebagai aset perusahaan.
Selain itu, total kapitalisasi pasar mata uang kripto diproyeksikan melampaui $8 triliun, yang menunjukkan pertumbuhan dan adopsi substansial di seluruh dunia.
Terakhir, ada harapan akan kebangkitan kembali dalam perusahaan rintisan kripto, dengan Amerika Serikat siap untuk merebut kembali posisinya sebagai pemimpin global dalam industri mata uang kripto. Kebangkitan ini dapat mendorong inovasi dan investasi di sektor ini, yang memperkuat pengaruh AS dalam lanskap kripto global.