⚠️ Pembaruan Gugatan Ripple dan Kebijakan BoJ Mengguncang Pasar Kripto, XRP Melonjak 8% ke $0,51
Pasar kripto terus merasakan dampak pembaruan terkini tentang pertempuran hukum Ripple vs SEC yang sedang berlangsung dan kebijakan moneter dari Bank Jepang (BoJ). Khususnya, XRP kini telah pulih kembali ke kisaran harga $0,5 setelah jatuh ke $0,4661 pada hari Senin.
🔸 Perkembangan Baru tentang Kasus Ripple vs SEC
Perhatian baru-baru ini tertuju pada kasus yang sedang berlangsung antara Ripple Labs dan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC). Pengumuman SEC tentang pertemuan tertutup memperbarui harapan akan penyelesaian.
Pertemuan yang dijadwalkan pada hari Kamis, 8 Agustus, penting dalam menentukan langkah selanjutnya untuk mengakhiri pertempuran hukum selama beberapa tahun. Pokok bahasan pertemuan akan mencakup topik-topik mulai dari putusan pengadilan, penyelesaian, dan penyelesaian klaim litigasi.
Perlu dicatat bahwa SEC telah membatalkan pertemuan tertutupnya pada tanggal 1 Agustus dengan Ripple pada tanggal 31 Juli. Seperti yang disebutkan dalam artikel kami sebelumnya, hal ini telah mengurangi harapan akan penyelesaian dan mengakibatkan XRP jatuh.
Penyelesaian akan mencegah SEC untuk mengajukan banding atas putusan ini. Hal ini akan memberikan kejelasan bagi XRP dan menetapkan preseden hukum untuk klasifikasi mata uang kripto lainnya. Dampak dari penyelesaian untuk XRP tidak dapat dilebih-lebihkan karena aset digital tersebut melonjak ke level tertinggi $0,9327 pada bulan Juli 2023 setelah putusan tersebut.
🔸 BoJ Menerapkan Kebijakan Moneter yang Lebih Ketat
Sementara itu, harapan akan penyelesaian antara Ripple dan SEC bertepatan dengan kebijakan moneter yang lebih ketat yang diterapkan oleh BoJ. Bank tersebut baru-baru ini menaikkan suku bunga dan mengurangi pembelian Obligasi Pemerintah Jepang (JGB).
Meskipun pengetatan kebijakan moneter BoJ memicu gelombang kritik, yen Jepang sekarang relatif lebih kuat. Hal ini telah memaksa investor untuk menghentikan perdagangan Yen. Sikap agresif BoJ menyebabkan investor kurang berminat meminjam Yen karena biaya pinjaman meningkat. Hal ini mengurangi pasokan Yen di pasar valuta asing, yang menyebabkan apresiasi Yen.