Jatuhnya harga Bitcoin baru-baru ini hingga $50.000 telah berdampak signifikan pada carry trading, sebuah strategi populer yang mengambil keuntungan dari perbedaan harga antar pasar. Penurunan tajam ini, yang mewakili penurunan sebesar 18% dalam waktu 24 jam, telah mempersempit kesenjangan antara harga berjangka dan harga spot. Akibatnya, daya tarik carry trade, yang memanfaatkan kesenjangan ini, menjadi sangat berkurang.

Strategi Dampak Penurunan Premi

Aksi jual ini merupakan bagian dari tren penghindaran risiko yang lebih luas di pasar global, yang kemungkinan dipengaruhi oleh meningkatnya nilai yen Jepang yang anti-risiko dan ketidakstabilan di pasar obligasi AS. Menurut Velo Data, premi berjangka tiga bulan tahunan di Binance telah turun menjadi 3,32%, terendah sejak April 2023. Penurunan serupa juga terjadi di bursa kripto OKX dan Deribit. Di Chicago Mercantile Exchange yang teregulasi, kontrak berjangka kini diperdagangkan sesuai dengan harga spot, sehingga semakin mengurangi keuntungan dari strategi tunai dan carry. Sebelumnya, strategi ini menguntungkan ketika kontrak berjangka diperdagangkan dengan harga premium yang signifikan, seringkali di atas 20%, dan diadopsi secara luas oleh institusi pada kuartal pertama.

Kesimpulan

Jatuhnya harga Bitcoin baru-baru ini telah mengganggu profitabilitas strategi carry trading dengan mempersempit kesenjangan antara harga berjangka dan harga spot. Ketika premi kontrak berjangka turun, daya tarik strategi ini berkurang, sehingga menghasilkan imbal hasil yang mendekati imbal hasil obligasi Treasury AS bertenor 10 tahun. Pergeseran ini menyoroti volatilitas dan risiko yang melekat pada pasar mata uang kripto, sehingga memengaruhi strategi institusional yang sebelumnya memanfaatkan premi yang lebih tinggi.