Haniyeh, yang biasanya berbasis di Qatar, telah menjadi wajah diplomasi internasional Hamas ketika perang yang dipicu oleh serangan pimpinan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober telah berkecamuk di Gaza.

Sayap bersenjata Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pembunuhan Haniyeh akan “membawa pertempuran ke dimensi baru dan mempunyai dampak besar”, sementara Iran juga berjanji akan membalas.

Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei mengatakan Israel telah memberikan alasan untuk "hukuman berat bagi dirinya sendiri" dan merupakan tugas Teheran untuk membalas kematian pemimpin Hamas seperti yang terjadi di ibu kota Iran. Pasukan Iran telah melancarkan serangan langsung ke Israel pada awal perang Gaza.

Tidak ada komentar atau klaim tanggung jawab dari Israel. Militer Israel mengatakan pihaknya sedang menilai situasi namun belum mengeluarkan pedoman keamanan baru bagi warga sipil.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu diperkirakan akan bertemu untuk berkonsultasi dengan pejabat keamanan pada pukul 4 sore. (1300 GMT).

Menteri Pertahanan Amerika Lloyd Austin mengatakan Washington akan berupaya meredakan ketegangan namun mengatakan Amerika akan membantu membela Israel jika diserang.

"Saya kira perang tidak bisa dihindari. Saya mempertahankan hal itu. Saya kira selalu ada ruang dan peluang untuk diplomasi," katanya kepada wartawan saat berkunjung ke Filipina.

Pembunuhan tersebut, yang terjadi kurang dari 24 jam setelah Israel mengklaim telah membunuh komandan Hizbullah yang dikatakan berada di balik serangan mematikan di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel, tampaknya menghambat peluang terjadinya perjanjian gencatan senjata dalam waktu dekat dalam waktu 10 bulan. perang lama Gaza.

#IsraelPalestineWar #BinanceTurns7 #MtGoxJulyRepayments #Write2Earn!