Menurut Foresight News, Morgan Stanley mengantisipasi bahwa kinerja dolar AS yang kuat akan mencapai puncaknya pada akhir tahun, setelah itu diperkirakan akan memasuki 'pola pasar yang melemah' dan secara bertahap menurun hingga tahun 2025. Lembaga keuangan tersebut menyatakan bahwa yen Jepang dan dolar Australia memiliki potensi apresiasi terbesar tahun depan. Prospek ini didasarkan pada ekspektasi bahwa Bank of Japan akan menaikkan suku bunga, sementara langkah pelonggaran oleh Reserve Bank of Australia akan dilakukan secara bertahap.
Analisis Morgan Stanley menyoroti dinamika yang berubah-ubah di pasar mata uang global, yang dipengaruhi oleh kebijakan bank sentral dan kondisi ekonomi. Puncak dolar yang diantisipasi dipandang sebagai titik balik yang signifikan, dengan implikasi bagi strategi perdagangan dan investasi internasional. Prakiraan bank tersebut menggarisbawahi pentingnya memantau tindakan bank sentral, khususnya di Jepang dan Australia, karena hal ini dapat mendorong pergerakan mata uang dan memengaruhi pasar keuangan global.
Proyeksi penurunan dolar sejalan dengan tren ekonomi yang lebih luas dan potensi pergeseran kebijakan moneter. Saat bank sentral berupaya memulihkan diri pascapandemi, keputusan mereka tentang suku bunga dan pelonggaran moneter akan memainkan peran penting dalam membentuk nilai mata uang. Investor dan pelaku pasar disarankan untuk tetap mendapatkan informasi tentang perkembangan ini, karena dapat menghadirkan peluang dan tantangan di pasar valuta asing.