Kisah Dogecoin: Bagaimana Meme Sederhana Menjadi Fenomena Mata Uang Digital
Mari kita kilas balik ke tahun 2013. Dua insinyur perangkat lunak, Billy Markus dan Jackson Palmer, memutuskan untuk sedikit bersenang-senang, membuat meme yang sedang tren yang menampilkan seekor anjing Shiba Inu.
Kini, kreasi lucu mereka, Dogecoin, telah berubah menjadi sensasi kripto.
Dari Meme Menjadi Jutaan 🎉
Mengambil inspirasi dari meme unik "Doge", Markus dan Palmer melahirkan Dogecoin dalam hitungan jam.
Dengan menggunakan kode sumber terbuka Bitcoin sebagai tulang punggungnya, mereka menciptakan koin digital yang tidak terlalu mementingkan keuangan serius dan lebih banyak bersenang-senang.
Meskipun Markus menguangkan lebih awal, menjual seluruh simpanannya dengan harga mobil bekas pada tahun 2015, Dogecoin terus meningkat.
Teknologi di Balik Kulit Kayu 🖥️
Meskipun citranya yang lucu menarik perhatian, teknologi Dogecoin membuat orang tertarik.
Tidak seperti pasokan Bitcoin yang terbatas, Dogecoin tidak memiliki batasan, dengan 14 juta koin baru ditambang setiap hari. Ditambah lagi, lebih cepat, memproses transaksi hanya dalam satu menit dibandingkan dengan sepuluh menit Bitcoin.
Tapi, setiap koin memiliki dua sisi. Kekuatan teknologi unik Dogecoin dapat menjadi potensi kendala dalam jangka panjang, dengan masalah skalabilitas dan keamanan yang mungkin terjadi.
Kenaikan (dan Slip) Meteorik Dogecoin 📈
Selama bertahun-tahun, Dogecoin adalah koin kecil yang mampu bertahan di bawah $0,01. Tapi 2021? Itu adalah tahunnya.
Didorong oleh dukungan komunitas yang pantang menyerah dan dukungan selebriti (melihat Anda, Elon Musk), Dogecoin melonjak hingga hampir $0,74 per koin.
Bahkan Dallas Mavericks dari NBA ikut serta, menerima Dogecoin untuk merchandise dan tiket.
Namun, seiring kenaikannya, Dogecoin menghadapi kemerosotan, terutama pasca penampilan Saturday Night Live Musk.
Sejak itu, harga menjadi seperti rollercoaster, sering kali turun di bawah $0,20.