Bank Inggris Menolak Menerima Dana yang Dikonversi Bitcoin untuk Pembelian Rumah

Dalam perkembangan baru-baru ini, sebuah bank terkemuka di Inggris menjadi berita utama dengan menolak menerima dana yang telah dikonversi dari Bitcoin untuk pembelian rumah. Keputusan ini menggarisbawahi ketegangan yang sedang berlangsung dan ketidakpastian peraturan seputar mata uang kripto di sektor keuangan tradisional.

**Latar belakang**

Cryptocurrency, khususnya Bitcoin, telah mendapatkan popularitas dan nilai yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Banyak investor telah memperoleh keuntungan yang besar, sehingga beberapa investor mempertimbangkan untuk mengubah aset digital mereka menjadi mata uang tradisional untuk pembelian yang signifikan, seperti real estate. Namun, sifat mata uang kripto yang terdesentralisasi dan seringkali anonim telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan lembaga keuangan dan regulator.

**Sikap Bank**

Bank Inggris yang dimaksud telah menyebutkan beberapa alasan penolakannya:

1. **Masalah Peraturan**: Bank mematuhi peraturan anti pencucian uang (AML) dan kenali nasabah (KYC) yang ketat. Karena transaksi Bitcoin sulit dilacak, bank khawatir akan potensi aktivitas terlarang.

2. **Volatilitas**: Nilai Bitcoin bisa sangat fluktuatif. Bank berhati-hati dalam menerima dana yang nilainya mungkin berfluktuasi secara dramatis dalam waktu singkat.

3. **Kurangnya Pedoman yang Jelas**: Kerangka peraturan seputar mata uang kripto masih terus berkembang. Tanpa pedoman yang jelas dari otoritas keuangan, bank lebih memilih untuk mengambil tindakan yang hati-hati.

**Dampak pada Pasar Real Estat**

Penolakan ini menyoroti tantangan signifikan bagi individu yang ingin menggunakan keuntungan mata uang kripto untuk memasuki pasar properti. Dengan semakin banyaknya orang yang berinvestasi pada mata uang digital, kebutuhan akan kebijakan yang jelas dan konsisten mengenai bagaimana dana tersebut dapat digunakan di pasar tradisional menjadi semakin mendesak.