Istilah “petrodolar” mengacu pada praktik penetapan harga dan perdagangan minyak dalam dolar AS. Sistem ini dimulai pada awal tahun 1970an ketika AS membuat perjanjian dengan Arab Saudi untuk menetapkan harga seluruh penjualan minyaknya dalam dolar AS. Sebagai imbalannya, AS memberikan dukungan militer dan ekonomi kepada Arab Saudi. Perjanjian ini memastikan bahwa perdagangan minyak global akan dilakukan dalam dolar, sehingga memperkuat posisi dominan mata uang tersebut dalam keuangan internasional.

Pentingnya Petrodolar

Sistem petrodolar mempunyai implikasi yang signifikan terhadap perekonomian AS:

  • Permintaan Global terhadap Dolar: Karena harga minyak dalam dolar, negara-negara perlu memiliki cadangan dolar AS dalam jumlah besar untuk membeli minyak. Permintaan yang konsisten ini membantu menjaga nilai dan stabilitas dolar.

  • Pengaruh Ekonomi: AS mempunyai pengaruh besar terhadap sistem keuangan global karena transaksi minyak dilakukan dalam dolar. Hal ini mendukung status dolar sebagai mata uang cadangan utama dunia, memberikan AS pengaruh ekonomi dan geopolitik.

  • Pengendalian Inflasi: Permintaan global terhadap dolar membantu menjaga tingkat inflasi AS tetap rendah. Ketika negara-negara lain memegang dan menggunakan dolar, hal ini mengurangi jumlah mata uang yang beredar di AS, sehingga membantu pengendalian inflasi.

  • Defisit Pembiayaan: Permintaan dolar memungkinkan AS membiayai defisit perdagangan dan anggarannya dengan lebih mudah, karena negara-negara lain lebih cenderung membeli utang AS, sehingga memungkinkan negara tersebut meminjam dengan tingkat bunga yang lebih rendah.

Laporan Media Terkini tentang Arab Saudi dan Petrodolar

Ada laporan yang menunjukkan bahwa Arab Saudi mungkin mempertimbangkan kembali komitmennya untuk menjual minyak secara eksklusif dalam dolar AS, sehingga menimbulkan pertanyaan tentang masa depan sistem petrodolar.

India Today melaporkan bahwa perjanjian petrodolar berusia 50 tahun antara Arab Saudi dan AS berakhir pada 9 Juni 2024, sehingga memungkinkan Arab Saudi menjual minyak dalam mata uang lain. Hal ini dapat melemahkan dominasi dolar secara global.

Eurasia Business News mengonfirmasi bahwa Arab Saudi tidak memperbarui perjanjian petrodolar, sehingga membuka pintu bagi transaksi minyak dalam mata uang lain, yang dapat berdampak pada sistem keuangan global dan status dolar AS.

PolitiFact memeriksa klaim bahwa Arab Saudi akan membiarkan perjanjian petrodolar berakhir. Para ahli mengindikasikan bahwa tidak ada perjanjian formal antara AS dan Arab Saudi yang diketahui, hal ini menunjukkan bahwa konsep petrodolar mungkin lebih informal. Baca selengkapnya

Radio Free Asia membahas klaim di media sosial Tiongkok bahwa perjanjian petrodolar telah berakhir, meskipun klaim tersebut tidak memiliki bukti nyata.

Global Law Today mencatat bahwa banyak media yang melaporkan berakhirnya era petrodolar, mempertanyakan apakah perjanjian formal pernah ada. Baca selengkapnya

Wawasan Andy Schectman tentang Petrodolar dan Keuangan Global

Michelle Makori, Lead Anchor dan Pemimpin Redaksi di Kitco News, baru-baru ini mewawancarai Andy Schectman, Presiden dan Pemilik Miles Franklin Precious Metals, tentang dugaan berakhirnya perjanjian petrodolar dan implikasinya. Schectman percaya bahwa hal ini menandai berakhirnya era mata uang fiat, dengan kembalinya uang berbasis komoditas.

Schectman menekankan bahwa pergeseran ini dapat membawa perubahan signifikan pada sistem keuangan global. Ia memperkirakan bahwa ketika negara-negara tidak perlu lagi menahan dolar AS untuk membeli minyak, dolar tersebut akan kembali ke AS, sehingga menyebabkan inflasi lebih tinggi dan potensi suku bunga lebih tinggi:

“Ada jauh lebih banyak dolar di luar AS dibandingkan di dalam negeri karena penimbunan greenback untuk membeli minyak selama 50 tahun,” kata Schectman. “Ketika dolar tersebut kembali ke negaranya dan dijual kembali kepada penerbitnya – karena tidak ada lagi yang ingin memilikinya karena tidak lagi diperlukan untuk membeli minyak – tingkat inflasi akan semakin tinggi. Ketika unit mata uang tersebut ditambahkan ke basis mata uang, hal ini akan menaikkan suku bunga…

“Dolar akan runtuh, pasar saham akan runtuh, pasar obligasi akan runtuh, sistem perbankan akan runtuh, perusahaan asuransi akan runtuh. Semuanya. Ini adalah pengaturan ulang yang bagus.”

Schectman juga membahas konteks geopolitik yang lebih luas, termasuk sanksi terhadap Tiongkok dan Rusia, penggunaan dolar AS sebagai senjata, dan tren de-dolarisasi yang semakin cepat. Dia menunjukkan bahwa pertemuan negara-negara BRICS mencerminkan perubahan dinamika global, dengan potensi penerapan mata uang BRICS baru dan keterlibatan Arab Saudi yang semakin melemahkan dominasi dolar.

Ia menyoroti peran emas dalam lanskap keuangan baru ini, dan menyarankan agar kita bergerak menuju sistem yang ditentukan oleh komoditas dan transparansi. Schectman berpendapat bahwa tren de-dolarisasi akan terus berlanjut, didorong oleh faktor geopolitik dan ekonomi, dimana bank sentral membeli emas pada tingkat tertinggi dan mengurangi cadangan dolar AS.

Gambar Unggulan melalui Pixabay