Platform Elon Musk, X, mendapat kecaman dari regulator Eropa karena tidak mematuhi Digital Services Act (DSA). Mereka menunjukkan bahwa X telah menyesatkan penggunanya melalui antarmuka pengguna yang tidak jelas dan transparansi data yang tidak lengkap. Lebih jauh lagi, Musk membalas dengan menuduh UE mengusulkan kesepakatan rahasia kepada X, dan menyatakan bahwa UE dapat menghindari denda jika menyensor pembicaraan secara diam-diam. Klaim ini menambah kompleksitas perselisihan yang sedang berlangsung antara Musk dan UE, yang menunjukkan konflik yang lebih dalam mengenai standar peraturan dan etika.

Masalah Transparansi untuk  X

Permasalahan utamanya terletak pada transparansi X, khususnya seputar verifikasi pengguna dan praktik periklanan. UE mengkritik X karena menggunakan ‘pola gelap’—taktik yang dirancang untuk memanipulasi pengguna agar mengambil keputusan yang tidak diinginkan, seperti membagikan data pribadi secara berlebihan. Selain itu, proses verifikasi pada X telah diawasi dengan cermat; setiap pengguna dapat membayar untuk mendapatkan “tanda centang biru”, yang berpotensi menyesatkan orang lain tentang kredibilitas akun tersebut. Praktik ini dilaporkan memungkinkan aktor jahat untuk menipu publik, sehingga semakin memperumit masalah kepercayaan pada platform.

 Musk Menyerang Kembali

Elon Musk secara terbuka menantang Komisi Eropa dan mengangkat isu yang kontroversial. Dia mengklaim UE menyarankan agar X dapat melakukan sensor diam-diam—yaitu, memoderasi konten tanpa memberi tahu pengguna—dan menghindari hukuman. Tuduhan ini memberikan gambaran kompleks tentang interaksi antara X dan UE, sehingga menunjukkan adanya konflik peraturan yang lebih dalam. Tuduhan Musk menunjuk pada potensi agenda yang berlebihan dan tersembunyi dalam praktik peraturan UE, sehingga menimbulkan pertanyaan signifikan mengenai transparansi dan keadilan dalam tata kelola. Perselisihan yang sedang berlangsung ini menunjukkan kesiapan Musk untuk menghadapi dan mempublikasikan peraturan yang ada, menekankan pembelaan proaktifnya terhadap kebebasan operasional X terhadap dugaan pelanggaran.

Komisi Eropa menawarkan 𝕏 kesepakatan rahasia yang ilegal: jika kami secara diam-diam menyensor pidato tanpa memberi tahu siapa pun, mereka tidak akan mendenda kami.

Platform lain menerima kesepakatan itu.

𝕏 tidak. https://t.co/4lKsaRsYoA

— Elon Musk (@elonmusk) 12 Juli 2024

Taruhan Tinggi bagi Musk dan X

Taruhannya besar bagi X ketika mereka menghadapi tantangan hukum ini. Jika terbukti melanggar DSA, X bisa dikenakan denda yang cukup besar. Pendapatannya bisa melebihi $200 juta—hingga 6% dari omzet global tahunannya. Pada tahun 2023, omset ini sekitar $3,4 miliar. Selain sanksi finansial, X juga kemungkinan akan menjalani pengawasan ketat. Hal ini untuk memastikan kepatuhan terhadap hukum UE. Pengawasan seperti ini dapat mempengaruhi kebebasan operasional dan berpotensi mempengaruhi strategi globalnya.

Kepatuhan di Masa Depan dan Dampak Bisnis

Ke depan, X harus menyeimbangkan kepatuhan terhadap DSA sambil mempertahankan keunggulan inovatifnya. UE menuntut platform online yang sangat besar seperti X memenuhi persyaratan transparansi periklanan yang ketat. Mereka juga harus memberi peneliti akses ke data publik melalui X API. Saat ini, dugaan kegagalan X dalam memenuhi persyaratan tersebut menimbulkan risiko tambahan. Hal ini termasuk sanksi ketidakpatuhan dan peningkatan pengawasan peraturan. Cara Musk dan perusahaannya beradaptasi terhadap tantangan ini sangatlah penting. Hal ini akan membentuk masa depan X di UE dan berpotensi mempengaruhi tata kelola teknologi global.

Dalam konflik yang sedang berlangsung ini, strategi Elon Musk sedang menguji batas-batasnya. Kerangka peraturan UE juga membatasi hal ini. Bersama-sama, mereka menguji operasi platform digital dan privasi data. Hal ini menjadi preseden penting bagi industri teknologi. Dampaknya tidak hanya akan berdampak pada bisnis Musk. Laporan ini juga akan menawarkan studi kasus mengenai interaksi antara inovasi dan regulasi di era digital.