Mantan karyawan OpenAI, William Saunders, baru-baru ini mengungkapkan bahwa dia meninggalkan perusahaan karena kekhawatiran atas pendekatannya terhadap keselamatan. Menyamakan perusahaan AI dengan Titanic yang hancur, Saunders mengkritik fokus perusahaan pada pengembangan produk dibandingkan menerapkan langkah-langkah keselamatan yang memadai. Hal ini terjadi di tengah penolakan dan kritik besar lainnya, termasuk dari salah satu pendiri Elon Musk, yang sempat menggugat perusahaan tersebut. Komentar Saunders menimbulkan pertanyaan tentang potensi risiko yang ditimbulkan oleh sistem AI seperti ChatGPT OpenAI, dan apakah industri sudah cukup siap menghadapinya.