Mengapa ketika pasar sedang jatuh, saya merasa pasar sedang naik?

Setiap kali pasar anjlok, saya selalu membayangkan bahwa ini mungkin merupakan titik terendah terakhir, yang diikuti dengan kenaikan yang luar biasa. Namun intuisi ini sebenarnya lebih merupakan efek psikologis, mirip dengan bagaimana orang-orang di luar kota yang terkepung selalu iri dengan kehidupan di kota dan mengabaikan kesulitan yang ada.

Namun, tren pasar sebenarnya tidak bisa diprediksi hanya berdasarkan perasaan saja. Jika pasar bullish memang akan datang, mengapa volume perdagangan pasar begitu lamban? Yang paling ditakuti oleh pasar saham adalah spekulasi tidak berdasar. Yang kita butuhkan adalah data yang nyata dan dapat diandalkan.

Di masa lalu, kita sering mengatakan bahwa saham A adalah pasar kebijakan, namun sekarang pengaruh kebijakan secara bertahap melemah. Kekuatan pendorong sebenarnya dari pasar terletak pada sentimen nasional dan kondisi perekonomian. Membeli saham sebenarnya adalah salah satu jenis konsumsi, yang mencerminkan kepercayaan masyarakat terhadap masa depan dan upaya mereka terhadap kualitas hidup.

Ketika konsep konsumsi masyarakat kembali ke tingkat sebelum epidemi, ketika lalu lintas pusat perbelanjaan kota, jumlah wisatawan saat liburan, dan penjualan komoditas tiket besar semuanya menunjukkan tren pemulihan, maka dapatkah kita mengatakan bahwa pasar bullish sudah tidak lama lagi.

Oleh karena itu, daripada berfantasi membabi buta tentang pasar bullish, lebih baik lebih memperhatikan data konsumsi di sekitar Anda dan mengamati dinamika pasar yang sebenarnya. Hanya dengan cara ini kita dapat memahami denyut pasar dengan lebih akurat dan menemukan peluang investasi nyata.

Saya butuh penggemar, Anda butuh referensi. Daripada menebak-nebak, lebih baik perhatikan

#BTC走勢分析

#ASI代币合并计划