Suatu ketika, seorang pria menemukan seekor ular yang menggeliat kesakitan di tengah kobaran api. Tergerak oleh belas kasihan, dia secara naluriah mengulurkan tangan dan mengambil ular itu dari neraka, mempertaruhkan keselamatannya sendiri untuk menyelamatkan makhluk itu dari kematian yang membara. Namun, saat dia menggendong ular itu di tangannya, reptil itu, didorong oleh naluri, menyerang dan menancapkan taringnya yang berbisa ke dalam daging pria itu, menyebabkan gelombang rasa sakit yang membakar menjalar ke seluruh tubuhnya.
Meski sangat menderita, pria itu tidak mundur dalam kemarahan atau membalas ular itu. Sebaliknya, dia dengan lembut melepaskan makhluk itu, menyaksikan dengan sedih saat makhluk itu merayap kembali ke dalam api tempat ia diselamatkan. Tidak terpengaruh oleh serangan berbisa tersebut, rasa kasih sayang dan empati yang ada pada pria tersebut mendorongnya untuk bertindak sekali lagi.
Saat mengamati sekelilingnya, pria itu melihat batang logam kokoh di dekatnya. Dengan tekad yang terpatri di wajahnya, dia mengambil tongkat itu dan dengan terampil menggerakkannya untuk sekali lagi mengambil ular itu dari kobaran api. Mengabaikan rasa sakit yang berdenyut di tangannya, dia dengan hati-hati mengangkat ular itu ke tempat yang aman, melindunginya dari nyala api yang tak henti-hentinya.
Orang-orang yang penasaran menyaksikan tindakan tanpa pamrih pria itu, mendekatinya dengan ekspresi bingung. āMengapa mempertaruhkan keselamatanmu sendiri untuk menyelamatkan makhluk yang telah menyakitimu?ā mereka bertanya.
Dengan senyuman yang tenang, pria itu menjawab, āUlar itu mungkin menggigit karena sifatnya, tapi sifat saya adalah membantu, apa pun hasilnya.ā
Kata-katanya sangat menyentuh hati, menggarisbawahi kebenaran mendalam bahwa kebaikan dan kasih sayang melampaui batas-batas rasa sakit dan cedera. Komitmen pria ini yang tak tergoyahkan dalam memberikan bantuan, bahkan ketika menghadapi kesulitan, menjadi pengingat yang kuat akan kekuatan empati dan ketahanan.
Pada akhirnya, tindakan pria tersebut mengungkapkan banyak hal, menjadi pelajaran abadi bagi semua orang yang menyaksikan tindakan mulianya: di dunia yang sering dirusak oleh rasa sakit hati dan pengkhianatan, kapasitas kita untuk melakukan kebaikan dan kasih sayanglah yang mendefinisikan kemanusiaan kita.
#storytelling