Mengendap Setelah Inflasi Liar dan Roller Coaster Suku Bunga
Harga Bitcoin naik tajam pada minggu ini, bereaksi keras terhadap data inflasi dan sikap kebijakan moneter Federal Reserve. Awalnya, kabar kenaikan inflasi kurang dari perkiraan memicu lonjakan harga Bitcoin. Hal ini masuk akal, karena inflasi yang lebih rendah dapat menandakan perekonomian yang lebih sehat dan berpotensi menyebabkan kebijakan moneter yang lebih longgar dari The Fed. Namun, kegembiraan itu hanya berlangsung sebentar. Komentar Ketua Federal Reserve Jerome Powell yang mengisyaratkan penurunan suku bunga dalam jumlah terbatas tahun ini mungkin telah mengurangi antusiasme investor, yang mungkin menyebabkan harga Bitcoin turun.
Suku bunga yang lebih rendah umumnya dianggap positif bagi Bitcoin karena meningkatkan likuiditas dalam sistem keuangan. Sebaliknya, suku bunga yang lebih tinggi cenderung membuat pinjaman menjadi lebih mahal, sehingga berpotensi menjauhkan investor dari aset berisiko seperti Bitcoin. Pasar saat ini memperkirakan penurunan suku bunga pada bulan September, dan beberapa pihak memperkirakan penurunan suku bunga lainnya pada bulan Desember. Jika pemotongan ini terjadi, hal ini dapat menjadi pendorong bagi harga Bitcoin.
Ini bukan pertama kalinya harga Bitcoin sensitif terhadap tindakan The Fed. Di masa lalu, periode pelonggaran kuantitatif (dimana The Fed menyuntikkan uang ke dalam perekonomian) secara umum berdampak positif bagi Bitcoin, sementara periode kebijakan moneter yang lebih ketat sering kali menyebabkan penurunan harga. Situasi saat ini cukup unik, dimana inflasi tetap menjadi kekhawatiran meskipun tingkat suku bunga meningkat. Beberapa analis percaya bahwa The Fed mungkin perlu menyesuaikan pendekatannya jika data ekonomi melemah, yang berpotensi mengarah pada lingkungan yang lebih menguntungkan bagi Bitcoin. Namun, pihak lain tetap berhati-hati, khawatir bahwa tindakan pengetatan The Fed dapat memicu koreksi pasar yang lebih luas.
#Binance #write2earn🌐💹 #Genius_Ape_1 #imcooladi4u #btcfreebox