Harga Bitcoin terus mengewakan. Bitcoin tercatat melemah 8,65% di sepanjang Agustus 2024 di level 58.978,6 hingga 31 Agustu 2024. Sentimen optimisme pemangkasan suku bunga Amerika Serikat (AS) yang akan segera terjadi pada September 2024, mendorong investor lari dari aset kripto ke aset ekuitas seperti saham.

Sentimen negatif pada pasar kripto datang dari eksternal, khususnya setelah Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) telah menuntut dua bersaudara yang diduga menjalankan skema Ponzi kripto senilai US$60 juta dengan fitur bot perdagangan kripto yang tidak pernah ada.

Dalam gugatan yang diajukan pada 26 Agustus di Pengadilan Distrik AS untuk Distrik Utara Georgia, Atlanta, SEC mengklaim Jonathan Adam dan saudaranya, Tanner Adam, telah menarik lebih dari 80 orang dengan mengklaim mengoperasikan bot kripto yang dapat memberikan pengembalian 13,5% per bulan kepada investor.

SEC menuduh bahwa dari Januari 2023 hingga Juni 2024, para saudara tersebut memberitahu investor bahwa bot mereka dapat mengidentifikasi peluang arbitrase perdagangan di platform kripto dan dapat membeli serta menjual aset secara bersamaan untuk memanfaatkan perbedaan harga kecil di berbagai pasar.

Dana investor dijanjikan akan masuk ke dalam kolam pinjaman untuk mendanai pinjaman kilat dan menyelesaikan perdagangan, dengan aset dipinjam dan dikembalikan dalam transaksi blockchain yang sama.

Direktur asosiasi penegakan hukum di Kantor Wilayah Atlanta SEC, Justin Jeffries mengatakan bahwa skema perdagangan ini sepenuhnya penipuan dan bot tersebut tidak ada.

Selain itu, penekan pasar kripto belakangan ini datang dari derasnya dana yang keluar dari dana yang diperdagangkan di bursa AS (ETF Bitcoin Spot). Berdasarkan Farside pada 27 Agustus 2024, terpantau net outflow sebesar US$127,1 juta atau sekitar Rp1,97 triliun dipimpin oleh ARK 21Shares' ARKB.

Namun demikian, ekspektasi pemangkasan suku bunga bank sentral AS (The Fed) menjadi pendorong risk asset layaknya kripto dan Bitcoin untuk mengalami apresiasi.

Hingga saat ini, pelaku pasar berekspektasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunganya pada pertemuan bulan depan, terlepas 25 atau 50 basis poin (bps).

Hal ini terlihat dari survei CME FedWatch Tool yang menunjukkan sekitar 65,5% pelaku pasar memproyeksi terjadi pembabatan suku bunga 25 bps menjadi 5,00-5,25%.

Secara historis, pemangkasan suku bunga The Fed terakhir kali terjadi sebanyak dua kali pada Maret 2020 atau saat momen pandemi Covid-19.

Di awal Maret 2020, The Fed menurunkan suku bunga sebesar 50 bps menjadi 1,00-1,25% dan pada pertengahan Maret 2020, The Fed kembali membabat suku bunganya sebesar 100 bps menjadi 0,00-0,25%.

Di saat yang bersamaan, Bitcoin mengalami pelemahan pada awal cut rate dan cenderung rebound pasca cut rate yang kedua.

Kendati cut rate umumnya akan memberikan angin segar bagi risk asset termasuk Bitcoin, namun secara historis,September menjadi bulan yang buruk bagi performa Bitcoin.

Dilansir dari Bitcoin Monthly Return, bulan September menjadi bulan terburuk bagi performa Bitcoin dengan total pelemahan sekitar 66% dan rata-rata depresiasi per bulan sebesar 4,4%.

Di tengah probabilitas penurunan harga Bitcoin pada September bulan ini, namun ke depan Bitcoin diperkirakan akan cenderung merangkak naik di tengah semakin diterimanya di berbagai negara hingga scarcity atau kelangkaan Bitcoin ke depannya.#TipsTradingFutures #CryptoExplorerFiesta #Binance $BTC