Sebanyak 27 mantan karyawan ConsenSys telah mengajukan gugatan terhadap pendiri perusahaan, Joseph Lubin. Mereka menuduh bahwa saat bergabung dengan perusahaan pada tahap awal, Lubin menjanjikan mereka saham (ekuitas), tetapi ketika aset utama perusahaan dipindahkan ke JP Morgan, Lubin justru tidak memasukkan mereka sebagai para pemegang saham.
Menurut gugatan yang diajukan di Mahkamah Agung New York pada tanggal 19 Oktober, Lubin memberikan janji kepada karyawan untuk mendapatkan "ekuitas hub," yang merujuk pada saham dalam entitas pusat ConsenSys yang akan memiliki berbagai produk dan anak perusahaan.
Ekuitas ini diberikan sebagai pengganti kompensasi gaji di bawah standar saat karyawan bergabung dengan perusahaan pada tahap awal. Lubin dengan tegas menyatakan bahwa para karyawan akan menjadi "pemegang kepentingan bersama" dan berbagi potensi keuntungan dari pertumbuhan ConsenSys.
Akan tetapi, pada bulan Agustus 2020, ConsenSys mengalami restrukturisasi di mana aset inti seperti MetaMask, Infura, dan Codefi dialihkan ke entitas baru di Delaware yang diberi nama ConsenSys Software Inc. (CSI). Hal ini mengakibatkan aset pada entitas asalnya, yaitu ConsenSys AG yang berbasis di Swiss, menjadi kurang berharga.
Lubin kemudian memegang 52,5% saham di CSI, sementara sebagian besar karyawan awal tidak diberikan saham sesuai dengan kontrak awal mengenai "ekuitas hub" yang telah dijanjikan.
Dalam dokumen tersebut, juga dijelaskan bahwa kekayaan Lubin tumbuh pesat antara tahun 2017 hingga 2019, sementara ekuitas karyawan tetap tidak dapat diuangkan, hanya ada di atas kertas.
“Sebagai akibat dari pelanggaran yang dilakukan Lubin terhadap perjanjian dan perjanjian itikad baik serta transaksi yang adil, penggugat telah kehilangan harapan mereka untuk ikut serta dalam kesuksesan ConsenSys sebagai imbalan atas peningkatan risiko, gaji yang lebih rendah, dan upaya mendasar sebagai karyawan awal,” tulis dalam pengajuan.
Dalam tuntutan mereka, para mantan karyawan tersebut menyatakan bahwa transfer aset dilakukan tanpa pemberitahuan kepada mereka, tanpa memberikan suara pemegang saham, dan tanpa memberikan kesempatan kepada karyawan untuk berpartisipasi. Mereka menduga bahwa penilaian aset tersebut dimanipulasi untuk kepentingan pribadi Lubin.
Selain itu, mereka juga menuduh bahwa Lubin memberikan informasi yang menyesatkan kepada karyawan mengenai posisi, hak, dan rencana perusahaan. Para mantan karyawan ini mencari ganti rugi atas keuntungan yang telah mereka hilangkan dalam perjalanan pertumbuhan ConsenSys. Mereka merasa bahwa janji atas potensi keuntungan atas risiko yang mereka ambil dan kontribusi awal mereka telah disia-siakan.