Token XRP alami kenaikan hampir 7% setelah CEO Ripple, Brad Garlinghouse mengumumkan bahwa perusahaan mereka mendapatkan persetujuan dari New York Department of Financial Services (NYDFS) terkait peluncuran stablecoin mereka, RLUSD.
RLUSD sendiri merupakan stablecoin yang didesain untuk setara atau 1:1 dengan dolar Amerika Serikat, sama seperti stablecoin populer lainnya yaitu USDT dan USDC. Stablecoin tersebut dirumorkan akan diluncurkan satu pekan yang lalu, namun pengumuman resminya baru dikeluarkan Garlinghouse setelah adanya persetujuan dari NYSDF dan RLUSD diisyaratkan akan segera live.
Ripple juga mengklaim bahwa kas pemerintah jangka pendek dan kas lainnya yang setara dan berbentuk deposit dolar AS asli akan menjadi pendukung dari RLUSD. Selain itu, likuiditas juga akan didukung dengan market makers B2C2 dan Keyrock yang bertujuan untuk memastikan ketersediaan dan efisiensi stablecoin tersebut di pasar.
RLUSD sendiri diumumkan pertama kali pada April, lalu melakukan beta testing di XRP Ledger dan blockchain Ethereum pada Agustus. Kemudian, diumumkan juga mitra exchange untuk peluncuran RLUSD, termasuk di antaranya ada Uphold, Bitstamp, Bitso, Moonpay, Independent Reserve, CoinMENA, and Bullish.
Baca juga: XRP, ADA, dan DOGE Turun, Sentimen Masih Bullish
Dampak RLUSD pada XRP
Seperti yang sudah ditulis sebelumnya, pengumuman dari Garlinghouse ini membuat XRP mengalami kenaikan sekitar 7% dan berhasil keluar dari penurunan yang terjadi selama lebih dari satu pekan. Penurunan ini juga diikuti oleh likuidasi sebesar lebih dari Rp794,8 miliar dalam 24 jam terakhir, menurut data dari Coinglass.
Saat artikel ini ditulis, XRP mengalami kenaikan hampir 10% dan menyentuh harga Rp37 ribu, menurut data CoinMarketCap. Jika XRP dapat mempertahankan tren baik ini, token tersebut dapat mencapai harga Rp41 ribu dan mengetes ulang level resistensi di angka Rp47 ribu, level yang sebelumnya menjadi titik penjualan besar-besaran.